RISS 학술연구정보서비스

검색
다국어 입력

http://chineseinput.net/에서 pinyin(병음)방식으로 중국어를 변환할 수 있습니다.

변환된 중국어를 복사하여 사용하시면 됩니다.

예시)
  • 中文 을 입력하시려면 zhongwen을 입력하시고 space를누르시면됩니다.
  • 北京 을 입력하시려면 beijing을 입력하시고 space를 누르시면 됩니다.
닫기
    인기검색어 순위 펼치기

    RISS 인기검색어

      검색결과 좁혀 보기

      선택해제

      오늘 본 자료

      • 오늘 본 자료가 없습니다.
      더보기
      • 무료
      • 기관 내 무료
      • 유료
      • SSCISCOPUSKCI등재

        Pro-women's policy advocacy movements in Indonesia : Struggles and reflections

        Elizabeth Kristi Poerwandari,Ratna Batara Munti,Jackie Viemilawati 이화여자대학교 아시아여성학센터 2018 Asian Journal of Women's Studies(AJWS) Vol.24 No.4

        The struggle of the Indonesian women’s movement to advocate for pro-women legislation during the period 1998 to 2017 has had significant achievements and lessons to demonstrate. This paper reports on how women’s groups organized themselves for policy advocacy under the Jaringan Kerja Prolegnas Pro Perempuan or JKP3 (the Network for Pro-Women National Legislation Programme) in the Reformation Era. This is based on literature review, observation and participation in various activities conducted by the network and an analysis of field notes and documents. The network faces significant obstacles and challenges from external parties, namely the government, legislators in parliament, and the general public. The obstacles and challenges faced include lack of concern and understanding about gender equality, rejection of pro-women perspectives, certain religious teachings which limit women’s rights or roles, lack of concern on the part of the bureaucracy and the political attitudes of legislators. Meanwhile, the network also faces various significant challenges of the internal dynamics among different groups. These lead us to identify significant lessons about approaches and strategies. The paper ends with discussion and recommendations for further advocacy work and research on pro-women policy advocacy. Perjuangan gerakan perempuan Indonesia untuk mengadvokasikan kebijakan yang peduli atau berpihak pada perempuan selama periode 1998 hingga 2017 menunjukkan keberhasilan dan pembelajaran yang signifikan. Artikel ini melaporkan bagaimana kelompok-kelompok perempuan berorganisasi bersama untuk advokasi kebijakan di bawah Jaringan Kerja Prolegnas Pro Perempuan (JKP3) di masa reformasi. Tulisan didasarkan pada reviu literatur, pengamatan dan partisipasi di berbagai aktivitas yang dilaksanakan oleh jaringan, serta analisis terhadap catatan lapangan dan dokumen. Jaringan menghadapi berbagai kendala dan tantangan dari luar, baik itu pemerintah, anggota legislatif di parlemen, dan masyarakat umum. Kendala dan tantangan yang dihadapi menyangkut kurangnya kepedulian dan pemahaman mengenai kesetaraan gender, serta penolakan terhadap perspektif yang berpihak pada perempuan. Ada pula ajaran atau interpretasi agama yang membatasi hak dan peran perempuan, kurangnya kepedulian birokrat, serta sikap yang terlalu politis dari anggota legislatif. Sementara itu, jaringan juga menghadapi berbagai tantangan signifikan terkait dinamika bekerja bersama di dalam jaringan. Ini mengajak kita untuk mengidentifikasi pembelajaranpembelajaran yang berarti mengenai pendekatan dan strategi. Tulisan diakhiri dengan diskusi dan rekomendasi mengenai kerja-kerja advokasi selanjutnya, serta mengenai riset terkait kebijakan yang peduli pada perempuan.

      연관 검색어 추천

      이 검색어로 많이 본 자료

      활용도 높은 자료

      해외이동버튼